Ambon,beritasumbernews.com
Akibat pelayanan PLN di pulau Buru sangat tidak maksimal dan sangat meresahkan Rakyat, mendesak Mahasiswa Pulau Buru turun jalan melakukan Aksi Damai.

Aksi ini berlangsung kurang lebih satu jam yang berlangsung di Kantor DPRD Provinsi Maluku kemarin dengan pimpinan aksi sebagai Korlap yakni” Bahta, yang dalam orasinya kemarin di depan Kantor DPRD Provinsi, Bahta menyampaikan keluhan masyarakat Desa Batubual terkait PLN. Kamis 10/06/2021

Dalam orasi yang di sampaikan Bahta itu yakni” Masa aksi Mahasiswa datangi Kantor DPRD karena DPRD adalah wakil Rakyat sebagai sarana aspirasi Rakyat.

Dalam orasinya Mahasiswa mendesak DPRD agar meminta Bupati Buru segera alihkan PLN ke PLN Wilayah, karena di lihat dari akibat pelayanan yang tidak maksimal sangat meresahkan Rakyat, lampu padan secara tidak normal dan terus menerus, akibatnya banyak alat – alat elektronik yang jebol, bahkan peralatan perabot Rumah tangga yang menggunakan listrik pun menjadi rusak seperti Raiskuker dan lain – lain. Ungkap masa aksi

Ungkap masa aksi” pihaknya sudah berupaya bangun komunikasi dengan pihak PLN Wilayah namun jawaban mereka sangat tidak memuaskan karena jawaban yang di dapat bahwa ternyata pihak PLN Wilayah tidak bisa mengintervensi pihak PLN yang ada di Daerah Kabupaten Kota atau yang ada di Kecamatan.

Menurut masa aksi bahwa ternyata jawaban tersebut sangat tidak sesuai dengan harapan sehingga menurut masa aksi jawaban ini ada indikasi Kong kalikong.

Orasi yang di sampaikan itu, mereka menganggap pihak PLN hanya menggunakan aliran listrik itu sebagai ajang bisnis mengait keuntungan saja dengan sejumlah tagihan yang di setting dari sistim terpusat dari atas. Kesal Mahasiswa aksi pendemo

Ketua Komisi II DPRD Provinsi Maluku Saodah Tethool lansung turun dan menyambut masa aksi di depan Kantor DPRD Provinsi Maluku, Ketua Komisi II pun berjanji pada masa aksi bahwa aspirasi mereka akan segera di tindak lanjuti oleh pihaknya nanti. Ucap Ketua Komisi II

Masa aksi mendesak DPRD dalam hal ini Komisi II DPRD Provinsi agar dapat turun lansung ke Batubual agar bisa merasakan sendiri kondisi di Desa Batubual.

Bahkan para Pendemo menuturkan kisah jemaat haji yang akibat tidak ada penerangan pada jalur darat hingga memilih lewat jalur laut akibatnya di musim Timur seperti ini terpaksa mengalami musibah di hantam badai gelombang akibatnya fatal salah satu dari mereka terjatuh ke laut.

Masa aksi bersuara menyatakan dan memoertanyakan bahwa ada lima Anggota DPRD perwakilan Pulau Buru apa saja yang di kerjakan mereka ? Tanya masa aksi

Namun kata Ketua Komisi II DPRD Provinsi itu bahwa memang kenyataannya Lampu di Maluku pada umumnya sering padam, karena di ketahui mesin sudah tua termakan usia. Ujar Ketua Komisi II

Sedangkan masa aksi menyampaikan juga bahwa lampu menyala tu TDK sesuai waktu sesuka hati nyala dan padam saja, ada yang nyala selama 8 jam, ada pula saatnya nyala hingga 12 jam, bahkan ada juga hanya nyala 2 jam saja.

Kata masa aksi bahwa ada arahan presiden dengan programnya Indonesia terang, tapi mana buktinya warga masyarakat terus mengeluh, bahkan ada di tenggara sana.

Menutup orasinya masa aksi mendesak DPRD agar desak Pemerintah Daerah guna menetapkan sebuah peraturan daerah tentang UUD Kepulawan, menurut masa aksi agar masyarakat itu bisa aman dan tentram.

(Ona)