AMBON-Ketua Majelis Pemuda Pancasila Provinsi Maluku,Bisri Assidiq Latuconsina mengatakan Pemuda Pancasila berkeyakinan bahwa pancasila bukan sekedar gagasan dan ide belaka,namun pancasila merupakan ilham yang diturunkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa untuk Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Bisri dalam diskusi Kader Pemuda Pancasila,pada peringatan Hari Lahir Pancasila.

Menurutnya,Pancasila merupakan harta kekayaan terbesar bangsa Indonesia,olehnya eksistensinya harus tetap dijaga dan di lestarikan kepada generasi penerus.

Selain itu,tambah Bisri,makna serta jiwa yang terkandung dalam Pancasila terdapat dalam nilai-nilai dasar kehidupan basudara orang Maluku.

“Kita tau pada sila di Pancasila,dari sila pertama sampai pada sila ke lima terdapat jati diri kita sebagai orang Maluku,yang dalam formulasi tidak dalam bentuk Pancasila,namun terdapat dalam adat,budaya dan peradaban yang telah dibangun oleh para leluhur kita,”ungkap Bisri.

Lebih lanjut dikatakannya, ketika ada yang menayakan apa kolerasi Pancasila bagi orang Maluku,dimana secara sederhana terpatri serta dijelaskan Beta adalah Pancasila dan Pancasila adalah Beta.

Dijelaskannya,kepengurusan Pemuda Pancasila mencoba membedah tema besar Pancasila dalam semangat kehidupan basudara orang Maluku sebagai sumber resolusi perdamaian dunia,mengapa demikian?, sebab orang Maluku tak tegoyakan sedikitpun nilai kepancasilais dalam konflik yang pernah melanda Maluku,sebab Pancasila telah berakar dalam hidup orang Maluku

“Konflik yang terjadi di Maluku bisa terselesaikan,itu menunjuhkan bahwa kita orang Maluku memiliki kemampuan dalam menerjemahkan,meresapi nilai-nilai Pancasila itu jauh lebih baik dari pada orang lain,”ujarnya.

Oleh karena itu,Bisri tegaskan pemerintah Indonesia tidak perlu malu-malu untuk menawarkan Pancasila terkait perdamaian dunia,sebab hal tersebut sebelumnya telah dilakukan Presiden Soekarno dalam Sidang PBB sebagai tindakan Indonesia dalam pergaulan internasional.

Sedangkan mengenai Ormas Pemuda Pancasila yang dipimpinnya,maka selaku kader tentu menjadi harga mati untuk menjaga nilai-nilai Pancasila,dengan berkolerasi dengan kader saat ini baik di Maluku maupun Indonesia.

Dimana Pancasila itu adalah orang yang menentang kezaliman,insan Pancasilais itu memenangkan kelaliman,insan Pancasilais adalah mereka yang berjuang untuk kesejahteraan,kemakmuran dan ini adalah bagian dari perjuangan ormas Pemuda Pancasila.

Dijelaskan Bisri pemahaman tentang spirit pada Pancasila tentunya ada banyak referensi di era digital untuk mengakses spirit dan nilai Pancasila,namun yang dibutuhkan masyarakat adalah keteladanan.

“Untuk itu,pada diskusi ini bertujuan untuk menjadikan seluruh kader Pemuda Pancasila itu adalah panutan,teladan yang pancasilais,”ucap Bisri.

“Kita sebagi Pemuda Pancasila juga merasa bertanggung jawab untuk mengembalikan nilai-nilai Pancasila mulai terdegradasi di era sekarang,”tegasnya.

Dia juga tegas mengatakan pihaknya akan terus memperjuangkan marwah Pancasila di parlemen,baik secara lokal maupun nasional,yang tentu memperjuangkan Pancasila kembali di sekolah-sekolah dalam P4 (kurikulum),serta jenjang karir maupun politik dan birokrasi.

Olehnya,kami akan menyurati secara resmi Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila dan menindalanjutinya ke pemerintah Indonesia untuk menawarkan diri sebagai konuniken dalam berbagai konflik dengan mengedepankan Pancasila,”tuturnya.

Sementara itu,pada diskusi ini juga melibatkan salah satu narasumber dari akademisi Universitas Pattimura (Unpatti),Prof.Jimmy Pieters,yang memaparkan bahwa pancasila memahaminya sederhana,memang temanya besar,pancasila satu sisi nilai-nilainya kemudian orang basudara di Maluku itu berarti ada kekerabatan yang melekat.

Kemudian orang Maluku ini dalam kekerabatan itu berbasis pada Pancasila oleh karena itu dia bisa menjadi sebuah rol model bagi resolusi perdamaian.

“Saya menangkapnya dalam keterhubungan,jadi ada tiga aspek yang tentu yang ingin di minta temam-teman Pemuda Pancasila adalah sebenarnya nilai pancasila itu bagi orang Maluku itu sudah ada.Saya ingin katakan bahwa Pancasila yang kita selama ini hafal selama 12 tahun ini dan itu setiap hari senin,semua orang menghafal pancasila,”ujarnya.

Tapi kadang sulit memahami soal Pancasila,kenapa dikatakan demikin sebab Pancasila ini istilahnya ditemukan oleh Soekarno,istilah Pancasila,tapi soal nilai Pancasila itu bukan Soekarno saja ada para tokoh yang lain yang sebenarnya dalam praktik keseharian negara bangsa ini adalah ciri Pancasila.

“Masih ingat waktu wacana tiba-tiba dalam rancangan UU HIP (Haluan Idiologi Pancasila) dalam konsep rancangan UU itu kita terjebak dengan memahami konsep Soekarno terhadap nomenklator pancasila,kita terjebak,”katanya.

Kenapa kita terjebak karena seakan-akan pancasila karena Pancasila yang 5 itu kalau diperas bisa jadi 3 namanya trisila,lalu bisa jadi satu eka sila.Dimana Pancasila ini kenapa,sesuatu yang harus lima tidak boleh tidak,”ucapnya.

Karena memahami Pancasila yang tadi 12 tahun itu,tapi jika masyarakat memahami Pancasila dalam konsep yang sebenarnya.Kata lanjutan,pancasila terdiri dari 5 kata besar Tuhan,manusia,satu,rakyat,adil,semua kata dasar itu menggunakan awalan ke dan an.

“Kecuali satu kata dasar tidak menggunakan ke dan an dia menggunakan per dan a,jika kita menggunakan terminologi bahasa indonesia kata dasar ditambahkan awalan ke dan akhiran an maka kata dasar itu berarti sah pasti,”jelasnya.

“Kata dasar itu sudah selesai itu berarti memahami soal ketuhanan jangan lagi dibicarakan sudah selesai,maka bicara soal bertuhan itu kita memahami hubungan vertkalisme kita dengan pencipta,siapa itu pencipta kadang kita terjebak dalam rona perdebatan itu,”ujarnya.

Sebenarnya pancasila menekankan bahwa setiap orang yang tinggal di bumi Indonesia yang menjadi warga negara Indonesia adalah orang yang bertuhan tidak membilangkan yang lain,karena itu pancasila tidak memberikan srait soal siap yang bertuhan.

Implementasi bertuhan itu di pasal 29 agama dan kepercayaan maka ruang negara,bicara bertuhan itu ruang bangsa,waktu bicara ruang negara Indonesia bicara ada dua konsep bertuhan,bertuhan menurut agama dan bertuhan menurut kepercayaan,”Ini yang kadang kita telah terlanjur ada pada konsepsi yang bias,”pungkasnya.

Kalau hubungan vertikalisme itu baik maka hubungan horizontal juga pasti baik,karena itu bicara soal kemanusiaan memandang orang sama seperti manusia yang lain,maka humanisme itu sangat diutamakan.

Selama ini kalau berbicara soal vertikalisme harus imbangi dengan horizontalime tapi publik terkesan sangat vertikal tapi publik mengabaikan nilai horizontal,padahal semua prinsip vertikal mengajarkan juga harus berimbang dengan horizontalnya.

Lalu jadilah sila ketiga tapi dia tidak mau ke an disini sangat brilian pola berfikir dari pada funding fathers,mereka memahami bahwa semua manusia yang ada di bumi ini Indonesia tidak pernah akan satu,mereka ini sangat beragam karena itu mereka menyatakan yang beragam ini waktu masuk ke bumi Indonesia,waktu masuk dalam status warga negara Indonesia mereka itu lagi disatukan,tapi mereka tidak pernah akan satu.kecuali yang ketiga itu berupa awalan per menjadi ke,”tandasnya.